Custom Search

SBY: Jangan Jadikan Negeri ini Lautan Fitnah

BEKASI-JAKARTA

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku prihatin dengan terlalu banyaknya isu dan fitnah yang dialamatkan pada dirinya sejak mendapat mandat untuk memimpin negeri ini. Ia menyerukan, seluruh warga bisa bersama-sama menjaga negeri ini dari lautan fitnah yang tidak mencerdaskan bangsa.

"Saya serukan, jangan negeri ini menjadi tanah dan lautan fitnah, tidak akan mencerdaskan bangsa. Marilah kita menjadi bangsa beradab," kata SBY di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, sebelum menuju Kalimantan Barat, Senin 30 Mei 2011.


Sebelumnya, pesan pendek yang mengatasnamakan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin beredar sejak Sabtu 28 Mei 2011. Pesan yang beredar luas itu berisi ancaman akan membongkar sejumlah skandal terkait SBY dan Partai Demokrat.

SBY menyebut isi pesan singkat tersebut sebagai "pemberitaan yang tidak jelas sumbernya, mengandung fitnah yang sangat keterlaluan." Menurut SBY, sudah banyak sekali orang yang sudah menjadi korban fitnah di Indonesia, termasuk dirinya.

"Ratusan fitnah datang kepada saya," kata SBY. "Selama ini saya memilih diam. Satu kali dua kali manakala fitnah itu keterlaluan, maka demi nama baik dan merupakan hak saya, saya perlu beri penjelasan."

Presiden mengemukakan keprihatinannya atas perilaku tidak bertanggung jawab pihak-pihak yang melempar fitnah dengan tanpa beban. "Fitnah yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat gelap sangat luar biasa. Saya katakan dengan bahasa terang, mereka tidak bertanggung jawab," katanya.

Sebagai warga negara Indonesia dan Kepala Negara, SBY mengaku sedih dan prihatin kondisi saat ini di mana dengan mudahnya fitnah itu dilakukan. "Seribu persen, fitnah itu tidak mengandung kebenaran," kata SBY.

Ia meminta pihak-pihak itu tidak terus-menerus menyebarkan racun fitnah. "Mari, secara ksatria kita berhadapan demi hukum dan keadilan," katanya.

Zaman dulu, belum ada kebebasan berbicara, mungkin negara bisa menindak. Tapi, sekarang tersedia media massa yang menyerang. "Saya tidak bisa menerima jika cara seperti itu berlangsung di negara kita. Saya menyeru supaya ini tidak diteruskan," katanya.

Ia menuding penyebar fitnah ini ada pembonceng gelap dan penunggang gelap. Marak juga gerakan mengadu domba satu sama lain. SBY menyerukan agar media massa yang memiliki peran luhur dan arif menyikapi informasi yang hadir. "Bayangkan jika sumber yang tidak jelas dijadikan berita, dibaca banyak orang, negeri kita akan jadi apa," katanya.(TEMPO Interaktif,)



RELATED POST :


LIFE STYLE TOPIC :

0 comments:

Post a Comment

 
Custom Search