Custom Search

Century Bikin Koalisi "Kocar-kacir"

BEKASI-JAKARTA

Hasil voting keputusan Rapat Paripurna DPR atas kasus Bank Century menunjukkan adanya dugaan penyimpangan dalam pengucuran dana talangan Bank Century. Mayoritas fraksi, termasuk sejumlah partai koalisi, pun berani memilih sikap berseberangan dengan ”komandan” koalisi, Partai Demokrat.

Pengamat politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit, mengatakan, kasus Bank Century membuat pecah koalisi. Ancaman terhadap perpecahan ini diprediksi semakin tajam pasca-keputusan DPR atas kasus tersebut.

”Tampaknya ancaman terhadap pecah koalisi belum selesai, malah semakin menguat,” kata Arbi kepada Kompas.com.

Dinamika menjelang voting, terutama lobi yang cukup panjang, menjadi gambaran bahwa tarik-menarik antarfraksi demikian kuat. Dengan lolosnya opsi C, yang melihat unsur kesalahan dalam kebijakan bail out, bagi sebagian besar kalangan akan mengancam posisi dua orang dekat Presiden, yaitu Boediono dan Sri Mulyani.

Apa dampaknya bagi mitra koalisi yang memilih opsi C? ”Kemungkinan akan dibalas dengan reshuffle. Kalau sudah mengancam adanya pemakzulan, pasti akan didepak,” kata Arbi.

Pendapat Arbi ini seakan disambut dengan sinyalemen pernyataan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Hayono Isman. Seakan mempertegas pernyataan sebelumnya, Hayono mengatakan bahwa para mitra koalisi yang memilih sikap berseberangan dengan Demokrat diminta secara ksatria untuk mundur dari koalisi dan menarik menterinya dari Kabinet Indonesia Bersatu II.

Seperti diketahui, tiga partai koalisi secara konsisten tetap pada pandangannya dan tak mengindahkan imbauan Demokrat untuk menyelaraskan sikap. Tiga partai koalisi itu adalah Partai Golkar, PKS, dan PPP.(KOMPAS.com)

http://bekasijakarta.blogspot.com/

0 comments:

Post a Comment

 
Custom Search