BEKASI-JAKARTA
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hadapan parlemen Australia di Canberra, Rabu (10/3/2010), memastikan gembong teroris Dulmatin tewas dalam serbuan polisi di kawasan Pamulang, kemarin siang.Siapakah Dulmatin? Lelaki berusia 40-an tahun ini adalah tokoh senior dalam Jemaah Islamiyah, dan diyakini berperan besar sebagai perencana dalam pengeboman dua tempat hiburan di Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 orang. Dulmatin yang lahir di Pemalang, Jawa Tengah, memiliki banyak nama alias, termasuk Joko Pitoyo, Joko Pitono, dan Noval.
Begitu sentralnya peran Dulmatin, pemerintah AS lantas menawarkan hadiah 10 juta dollar AS bagi siapa pun yang memberikan informasi agar pria itu dapat diringkus. AS meyakini Dulmatin adalah seorang spesialis di bidang elektronik yang pernah mengikuti pelatihan di kamp Al Qaeda, Afganistan.
Seusai peledakan bom Bali, Dulmatin dikabarkan lari ke Filipina selatan pada tahun 2003. Diyakini, ia mencari perlindungan dari kelompok pemberontak Islam terbesar di Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (MILF).
Namun, setelah ada pembicaraan damai antara Manila dan MILF, dia harus melarikan diri dan kemudian diberi perlindungan oleh sebuah kelompok yang lebih kecil tetapi lebih garang, yaitu Abu Sayyaf. Ini adalah kelompok militan yang berjejaring dengan Al Qaeda di Selatan Pulau Jolo.
Pasukan keamanan Filipina mengatakan, Dulmatin membantu melatih pemberontak Muslim lokal untuk merakit bom, dan diyakini berencana untuk menyerang kawasan selatan Filipina. Sementara itu, ia tetap menjaga hubungan dengan Indonesia melalui fasilitas internet.
Dulmatin disebutkan terluka dalam baku tembak antara kelompok separatis Muslim dan tentara Filipina di Jolo. Belakangan, empat anaknya ditemukan di dekat area (baku tembak) itu. Istri Dulmatin kemudian membawa anak-anak itu ke Indonesia.
Tahun 2008, pasukan keamanan Filipina menemukan satu jenazah, yang mereka yakini sebagai Dulmatin, tetapi (jenazah) itu tidak pernah dipastikan sebagai Dulmatin.(KOMPAS)
- Proses `Bail Out` Century Bermasala
- Proses `Bail Out` Century Bermasalah
- PDIP Sebut Sri Mulyani dan Boediono Harus Diproses Hukum
- Partai Golkar: Pemberian FPJP Melanggar Aturan
- Mayoritas Fraksi Duga Ada Pidana di Century
- Fraksi PKS Sebut Sejumlah Pihak Bertanggung Jawab
- FPDIP Rekomendasikan Proses Hukum Mantan Pejabat BI
- Buku Putih Kasus Century (1) Krisis Ekonomi Global dan Kondisi Perekonomian Domestik
- Buku Putih Kasus Century (2) Respons Global & Respons Pemerintah Indonesia
- Buku Putih Kasus Century (3) KSSK dan Pengertian Dampak Sistemik
- Buku Putih Kasus Century (4) Indikator Bank Berdampak Sistemik & Kronologi Penanganan Bank Centur
- Buku Putih Kasus Century (5) Rapat KSSK 20-21 November 2008
- Buku Putih Kasus Century (6) Landasan Hukum dari Kebijakan
- Buku Putih Kasus Century (7) Peran Institusi dalam Penanganan Bank Century
- Peneriak "Tangkap Maling Century" Dibebaskan
- Sri Mulyani dan Tasbih Hitam
- Boediono: Tak Wajib Laporkan Century ke Wapres JK
- Dibawa ke Polda, Peneriak 'Boediono Maling' Minta Istrinya Dijaga
- Teriak 'Boediono Maling', Pria Botak Dibawa ke Pos Pamdal
- Ada Teriakan 'Boediono Maling', Rapat Pansus Ricuh
- Dicecar Pansus Century, Boediono Sedih
- Ada Perbedaan Data, Budi Rochadi Merasa Dibandingkan dengan Robert Tantular
- Boediono Akui BI Berikan Masukan Perpu JPSK
- Pernyataan Sri Mulyani Soal Bailout Untungkan Rakyat Dipertanyakan
- Sri Mulyani Terlihat Lelah, Rapat Pansus Century Ditutup
- Robert: Kalau Saya Tidak Ditahan Akan Lain
http://bekasijakarta.blogspot.com/
0 comments:
Post a Comment