BEKASI-JAKARTA
PROGRAM Driving Skills For Life (DSFL) diresmikan di Amerika Serikat pada 2003 oleh unit nirlaba dari Ford Motor Company Fund, US Governors Highway Safety Association dan panelis-panelis ahli keselamatan untuk memberikan program edukasi dan advokasi kepada 'pengendara awal' tentang keterampilan berkendara aman.
DFSL memiliki 3 aspek
- Smart Driving
- Protecting Lives
- Saving Fuel.
Smart Driving dibagi dalam 3 kategori
- Defensive Driving
- Safety Driving
- Eco Driving
Defensive Driving: Adalah perilaku mengemudi yang membuat kita terhidar dari masalah, baik yang disebabkan orang lain maupun diri sendiri atau dengan kata lain merupakan pendekatan intelektual tentang bagaimana cara mengemudi dengan aman, benar, efisien dan bertanggung jawab.
Dengan kata lain defensive driving menitik beratkan pada tata krama di jalan raya dengan menanamkan sikap selalu berfikir positif. Defensive driving lebih mengedepankan intelektualitas dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai situasi.
Instruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC), Dodi Budiono menyontohkan, "Jika perjalanan kita 'dipotong' oleh pengendara lain, biarkan saja dan tumbuhkan sikap positif misalnya anggap saja ia sedang buru-buru mau ke rumah sakit, istrinya mau melahirkan atau alasan apapun untuk bisa memaklumi pengendara seperti itu."
Kalau kita melakukan pembalasan dengan 'memotong'nya lagi, tambah Dodi, tak akan ada habisnya dan tak ada gunanya, meski kita bermaksud hendak memberikan pendidikan dan mengingatkan. "Ada pepatah, yang waras yang ngalah. Itu saja kita jadikan pegangan daripada menguras energi yang tak perlu," tambah Dodi di Acara DSFL yang digelar di Lemdiklat POLRI Cikeas, Cibubur (7/8).
Safety Driving: Berkendara dengan keterampilan dan pengalaman berdasarkan standar keselamatan dan cara cara berkendara aman dan benar, diditambah dengan sikap mental positif dan kewaspadaan secara terus menerus.
"Safety driving lebih cenderung pada teknik, ketrampilan, dan kemampuan kita dalam mengemudikan kendaraan, dan umumnya pengendara yang sudah bertahun-tahun sudah memilikinya, meski ada beberapa hal kecil yang luput dari perhatiannya," tutur Dodi.
Dodi menyontohkan, biasanya kewaspadaan akan berkurang jika pengendara sudah terbiasa melewati rute tertentu. "Kasarnya, merem aja juga udah pasti nyampe," guyonnya.
Padahal, lanjutnya, lewat rasa percaya diri yang berlebihan, justru akan mengurangi kewaspadaan. "Sesekali kita mengubah rute yang biasa kita lewati untuk tetap melatih kewaspadaan kita," anjurnya.
Eco Driving: Teknik berkendara dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar defensive driving dan safety driving agar tercapai tujuan utamanya yaitu berkendara dengan efisien (hemat bbm) serta mengurangi kadar polusi (ramah lingkungan).
"Lakukanlah perpindahan gigi pada rpm yang rendah antara 1.500-2.500rpm, tenang dan senyaman mungkin. Kencang sah-sah saja tetapi dengan kecepatan terukur dan tetap menerapkan cara mengemudi yang aman dan nyaman," ujar Dodi menyarankan. (Cdx)
10 Tips Berkendara DFSL (Bagian VII HABIS)
10 Tips Berkendara DFSL (Bagian VI)
10 Tips Berkendara DFSL (Bagian V)
10 Tips Berkendara DFSL (Bagian IV)
10 Tips Berkendara DFSL (Bagian III)
10 Tips Berkendara DFSL (Bagian II)
10 Tips Berkendara DFSL (Bagian I)
0 comments:
Post a Comment