BEKASI-JAKARTA
Keamanan moda transportasi kereta api (KA) patut dipertanyakan.Betapa tidak,dalam dua hari KA Eksekutif Argo Bromo Anggrek mengalami dua kali kecelakaan.
Tempat kecelakaan pun di tempat sama,yakni di Dukuh Mangunsari, Desa Kedawung RT 02/II,Kecamatan Banyuputih,Batang. KA Eksekutif Argo Bromo Anggrek nomor loko CC 20303 yang berangkat dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya, dengan tujuan Stasiun Gambir, anjlok pukul 13.45 WIB. Sehari sebelumnya,KA yang sama sekitar pukul 15.30 WIB anjlok di tempat yang hanya berjarak ratusan meter dengan tempat kecelakaan kedua.
Wakapolres Batang Kompol Sungkono di lokasi kejadian mengungkapkan, kecelakaan diduga karena bantalan rel sudah lapuk, sehingga ketika dilewati kereta api, bantalan tidak kuat dan menyebabkan salah satu gerbong anjlok.‘’Tapi, kepastian penyebab kecelakaan, kami masih menunggu penyelidikan tim dari PT KA,’’ jelas Kompol Sungkono. Kepala Humas Daerah Operasi 4 Semarang Warsono belum memastikan penyebab kembali anjloknya KA Argo Anggrek. Pihaknya masih menyelidiki kemungkinan faktor internal dan eksternal.
‘’Faktor internal bisa jadi karena masalah sarana-prasarana, teknis, atau manajemennya. Tapi,kalau faktor eksternal itu di luar kewenangan kami,” katanya. Pada kecelakaan kemarin, anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di KM 55+500 yang dimasinisi Haryanto,warga Perum KA Pasarturi, Surabaya, sempat membuat satu gerbong terseret hingga 50 meter. Akibatnya, jalur KA pantura sempat lumpuh 5 jam. Sejumlah KA yang datang dari barat seperti KA Fajar Bisnis,Anggrek II, Kaligung, dan Kaligung Bisnis,terpaksa berhenti di Stasiun Pekalongan.
Sebuah KA ekonomi dari arah timur juga sempat berhenti di Stasiun Plabuhan, Gringsing. Bahkan, ratusan calon penumpang KA di Stasiun Tegal yang tidak sabar terpaksa mengembalikan tiket. Kepala Stasiun Besar Tegal, Joko Mardi Gutomo mengatakan, calon penumpang yang mengembalikan tiket didominasi penumpang KA lokal.“Kebanyakan calon penumpang KA Kaligung tujuan Tegal-Semarang. Mereka memilih naik bus,” katanya kemarin. Evakuasi gerbong nomor 7 itu mengalami kesulitan karena keterbatasan peralatan.
Evakuasi baru berhasil dilakukan sekitar pukul 17.00 WIB.Gerbong yang rusak terpaksa diganti gerbong milik KA Kamandanu yang didatangkan dari Stasiun Pekalongan. Salah seorang penumpang, Mardiyono, 36, menuturkan, saat meninggalkan Stasiun Tawang, Semarang, sekitar pukul 13.00 WIB, kondisi KA masih terasa stabil. Namun, saat sekitar 1 km meninggalkan Stasiun Plabuhan,tiba-tiba gerbong depan yang dia tumpangi bergetar hebat.“Penumpang yang ada di dalam panik dan sempat mengucapkan takbir,” ujar Mardiyono.
Sebenarnya, saat melewati jalur ini, KA tidak terlalu cepat karena di tempat tersebut sehari sebelumnya juga terjadi KA anjlok. Dalam kondisi panik, Mardiyono yang duduk di kursi nomor dua belas gerbong 7 merasakan tekanan di dalam kereta. KA baru berhenti setelah satu gerbong di belakang loko lepas. Penumpang lain, Agus mengaku kesal dengan kejadian yang menimpa KA Argo Bromo.Sebab, saat terjadi musibah, para penumpang dibiarkan telantar di dalam dan pinggir rel. Bahkan, pihak KA tidak memberi tahu kejadian yang sebenarnya.
Para penumpang baru tahu ada kecelakaan setelah kereta api berhenti. Untuk mengantisipasi terulangnya kecelakaan, pihak PT KA akan mengecek fasilitas sarana-parasarana di tempat tiap wilayah dan akan mengutamakan pelayanan kepada penumpang.•KORAN SINDO
0 comments:
Post a Comment