Hingga Maret 2009 tercatat penderita HIV/AIDS di Kota Bekasi mencapai 1.060 orang. Sementara, di Kabupaten Bekasi sendiri tergolong kecil yakni 128 jiwa.
Pernyataan tersebut dilontarkan Direktur Klinik Mitra Sehati Novan Andri di sela-sela sosialisasi bahaya HIV/AIDS terhadap para sopir dan awak bus di Terminal Bus Bekasi, Selasa (12/5). "Rata-rata penderita penyakit ini menggunakan narkotika atau Penasun (pengguna jarum suntik)," katanya.
Klinik Mitra Sehati yang bekerjasama dengan Global Found selaku fasilitator kegiatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menyebutkan penderita HIV di Kota Bekasi sekitar 560 orang sedangkan penderita AIDS mencapai 500 jiwa.
Kota Bekasi menduduki urutan kedua terbesar se-Jawa Barat di bawah Kota Bandung untuk kategori HIV/AIDS atau berada satu tingkat di atas Sukabumi.
Dengan menggunakan alat pendeteksi darah Reagen sekitar 44 orang supir, awak bus serta pemilik perusahaan otobus (PO) diminta memeriksa kesehatan dengan cara diambil sampel darah. Hasilnya diketahui beberapa hari kemudian setelah dilakukan uji laborotarium di RSUD Kota Bekasi.
Dalam acara tersebut, pihak panitia juga membagi-bagikan kondom beserta cara penggunaannya kepada masyarakat. "Penyakit dengan resiko semacam ini harus dicegah agar tidak menjadi wabah."
Ditempat terpisah Kepala Dinkes Kota Bekasi Retni Yonti mengatakan, seluruh penderita HIV/AIDS mayoritas berusia produktif antara 20 hingga 40 tahun. "Menggunakan jarum suntik secara bergantian adalah faktor utama tertular penyakit ini," ujarnya.
Pernyataan tersebut dilontarkan Direktur Klinik Mitra Sehati Novan Andri di sela-sela sosialisasi bahaya HIV/AIDS terhadap para sopir dan awak bus di Terminal Bus Bekasi, Selasa (12/5). "Rata-rata penderita penyakit ini menggunakan narkotika atau Penasun (pengguna jarum suntik)," katanya.
Klinik Mitra Sehati yang bekerjasama dengan Global Found selaku fasilitator kegiatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat menyebutkan penderita HIV di Kota Bekasi sekitar 560 orang sedangkan penderita AIDS mencapai 500 jiwa.
Kota Bekasi menduduki urutan kedua terbesar se-Jawa Barat di bawah Kota Bandung untuk kategori HIV/AIDS atau berada satu tingkat di atas Sukabumi.
Dengan menggunakan alat pendeteksi darah Reagen sekitar 44 orang supir, awak bus serta pemilik perusahaan otobus (PO) diminta memeriksa kesehatan dengan cara diambil sampel darah. Hasilnya diketahui beberapa hari kemudian setelah dilakukan uji laborotarium di RSUD Kota Bekasi.
Dalam acara tersebut, pihak panitia juga membagi-bagikan kondom beserta cara penggunaannya kepada masyarakat. "Penyakit dengan resiko semacam ini harus dicegah agar tidak menjadi wabah."
Ditempat terpisah Kepala Dinkes Kota Bekasi Retni Yonti mengatakan, seluruh penderita HIV/AIDS mayoritas berusia produktif antara 20 hingga 40 tahun. "Menggunakan jarum suntik secara bergantian adalah faktor utama tertular penyakit ini," ujarnya.
0 comments:
Post a Comment