BEKASI-JAKARTA
Perburuan terorisme belum berakhir. Hari ini, Jumat 9 Oktober 2009 beredar kabar bahwa Detasemen Khusus 88 menembak salah satu tersangka kasus terorisme, yang jadi buron polisi.Polisi menembak Syaifudin Zuhri alias Saefudin Jaelani di sebuah Masjid di kawasan dekat IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. "Ya," kata sumber anggota Densus 88 Markas Besar Kepolisian RI kepada VIVAnews, ketika dikonfirmasi soal kebenaran berita.
SJ disebut-sebut sebagai pengganti Noordin M Top. "SJ, dia kuat," kata pengamat terorisme, Al Chaidar kepada VIVAnews, Rabu 30 September 2009.
Kata Al Chaidar, SJ punya kapasitas untuk jadi pengganti Noordin. "Dia seperti Noordin dalam masalah agama, dia juga bisa berhubungan dengan donatur," tambah dia.
Selain itu, tambah dia, "SJ juga bisa merekrut dan membuat manajemen pergerakan."
Menurut Al Chaidar, SJ direkrut sejak tahun 2002 oleh jaringan Noordin M Top. "Sudah tujuh tahun," tambah dia.
Dalam dua laptop Noordin, polisi menemukan tulisan SJ. SJ menyebut dirinya punya posisi penting dalam jaringan Al Qaeda. "Sejak 2005 sampai saat ini, si abi punya posisi strategis jaringan Al Qaeda Asia Tenggara."
Dalam pengeboman di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton 17 Juli 2009 lalu, SJ, seperti halnya iparnya, Ibrohim, punya peran penting.
Dia adalah pimpinan lapangan sekaligus perekrut pelaku bom, Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana.
SJ juga berperan merekam seluruh persiapan dan kejadian teror bom di dua hotel nahas tersebut. Di sela-sela proses rekaman pernyatan Dani dan Nana, SJ menyerukan kalimat, "Amerika hancur, Australia hancur, Indonesia hancur."(VIVAnews)
0 comments:
Post a Comment