BEKASI-JAKARTA
Kapolda Sumut Irjen Pol Badrodin Haiti mengatakan tewasnya gembong teroris asal Malaysia, Noordin M. Top bukan jaminan bahwa aksi terorisme di tanah air akan berhenti."Tidak ada jaminan karena (terorisme) itu seperti ideologi, sehingga tidak akan berhenti sampai di situ," kata Badrodin Haiti di Medan, Jumat.
Menurut dia, kelompok-kelompok yang diduga memiliki jaringan atau kesamaan pemahaman dengan Noordin M. Top masih banyak di Indonesia, termasuk di wilayah Sumut.
Apalagi masih ada sosok yang diduga kuat terlibat dengan kelompok Noordin M. Top yang masih menjadi buronan polisi dan bebas berkeliaran di wilayah Indonesia.
"Contohnya Syaifuddin Jaelani," kata mantan Direktur I/Keamanan dan Transnasional Bareskrim Polri tersebut.
Karena itu, kata dia, seluruh elemen masyarakat diminta tetap waspada dan segera melapor kepada pihak kepolisian jika menemukan sesuatu yang mencurigakan.
Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan tokoh yang terlibat dalam aksi teror yang dilakukan Noordin M. Top itu berlindung dan memanfaatkan kelompok-kelompok yang ada di masyarakat.
Badrodin mengaku jika pihaknya sudah mengetahui kelompok-kelompok di Sumut yang kemungkinan memiliki jaringan atau kesamaan pemahaman dengan Noordin M. Top.
Namun, kondisi itu tidak otomatis menyebabkan pihak kepolisian dapat melakukan tindakan seperti penangkapan jika belum memiliki bukti yang cukup dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Kita harus tahu dulu apa yang mereka lakukan," kata mantan Kapoltabes Medan tersebut.
Ia mengatakan, selain memantau kelompok-kelompok tersebut, Polda Sumut juga telah melakukan antisipasi lain seperti penjagaan di tempat-tempat tertentu yang menjadi pusat keramaian masyarakat dan objek vital lain.
"Karena itu, masyarakat tidak perlu resah meski tetap harus waspada," kata dia.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri menyatakan tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 telah telah menewaskan Noordin M. Top dalam penggrebekan di Kedamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah yang dilakukan pada Kamis (17/9) dinihari.
Kepastian tentang tewasnya gembong tersangka teroris asal Malaysia itu didapatkan setelah melalui pemeriksaan sidik jari serta ciri-ciri fisik lainnya.
Menurut Kapolri, ada 14 titik di jari kiri maupun kanan korban yang tewas itu yang memiliki kesamaan dengan sidik jari Noordin M. Top yang telah menjadi DPO pihak kepolisian sejak sembilan tahun lalu.• AntaraNews
0 comments:
Post a Comment