BEKASI-JAKARTA
Rapat antara sejumlah LSM, mahasiswa dan beberapa tokoh yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (Kompak) dengan komisi III DPR berlangsung ricuh. Kompak mempertanyakan kesimpulan Komisi III yang mendukung Kejaksaan Agung dalam kasus Bibit S Riyanto dan Chandra M Hamzah.Pantauan detikcom, di gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/11/2009) pukul 22.45 WIB, perdebatan paling sengit terjadi antara Sosiolog UI Thamrin Amal Tamagola dengan ketua Komisi III Benny K Harman. Thamrin menilai kesimpulan yang sudah disepakati antara Kejagung dan DPR justru memojokan KPK.
"Dengan kesimpulan seperti itu Komisi III telah mengambil pihak kepada Kejagung dan menikam hati nurani rakyat. Dengan moral politik, jika saudara lebih mengacu prosedural berarti saudara
menentang nurani rakyat, saudara menentang arus sejarah. Jelas demikian DPR sekarang tidak berbeda dengan DPR yang lalu. Sekarang kita tahu siapa kawan, siapa lawan," ujar Thamrin keras.
Mendengar tudingan tersebut, Benny mencoba menjelaskan duduk perkaranya. Namun belum juga selesai menjelaskan, Thamrin kembali memotong perkataan Benny.
"Semua sudah jelas, Anda mendukung Kejaksaan dan Polri bukan KPK," sindir Thamrin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Wakil ketua Komisi III Azis Syamsuddin mencoba untuk menenangkan situasi. Namun akhirnya dia ikut terbawa emosi dan meminta agar Fadjroel Rachman sebagai ketua rombongan menenangkan situasi.
"Pak Fadjroel, anda pemimpin rombongan, kalau anda tidak bisa mendengar kata-kata kami silahkan keluar, kalau mau silahkan duduk," ujar Azis.
Thamrin kemudian sempat keluar ruangan untuk menenangkan diri. Yang tertinggal di dalam ruangan adalah Ray Rangkuti, Yudi Latief, Effendy Ghazali , Jerry Sumampouw, Johan Silalahi, Franky Sahilatua, Irman Putrasidin, Usman Hamid, Fadjroel Rachman, Sebastian Salang, Faisal Basri, Mahasiswa BEM UI, dan lainnya.(detikNews)
0 comments:
Post a Comment