BEKASI-JAKARTA
Penumpang di Bandara Polonia Medan mengeluhkan tidak tersedianya troli yang dapat dipergunakan sendiri di bandara tersebut. Seluruh troli sudah dikuasai porter yang mengutip bayaran untuk mengangkut barang
Salah satu penumpang dari Jakarta, Raudhah, menyatakan keheranannya dengan model pelayanan penumpang di Bandara Polonia. Pasalnya seluruh troli di bandara sudah dikuasai porter atau tukang angkut.
"Saya sudah pernah mendarat dan berangkat di 30 bandara di dalam dan luar negeri, tapi di Polonia saja yang aneh sendiri. Kita harus membayar untuk menggunakan troli. Manajemen bandara ini koruptif," kata Raudhah di Polonia, Rabu (21/10/2009).
Seorang penumpang lainnya, Keumala menyatakan pendapat senada. Dia menyatakan, mau tidak mau terpaksa maklum dengan kondisi di bandara Itu. PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara memang membiarkan saja masalah itu dan menjadikan troli sebagai pendapatan tambahan penghasilan para petugasnya secara pribadi.
"Tadi porter yang membawa barang-barang saya bilang, dia bayar Rp 25 ribu per setengah hari. Dalam satu hari, troli itu dipegang dua porter, dan setidaknya ada 150 porter di Polonia. Lha, kalau pengelola bandara tidak tahu masalah ini, ya apalagi mau dibilang," katanya.
Sebenarnya, kata Keumala, tidak ada masalah dengan keberadaan porter tersebut, selama disediakan juga troli untuk penumpang yang ingin membawa barang-barangnya sendiri seperti halnya di Bandara Soekarno Hatta.
"Ini kan tidak, begitu ambil bagasi, tidak ada troli yang bisa dipakai, harus bayar porter. Baik di terminal kedatangan mau keberangkatan, luar negeri atau dalam negeri. Ini kan keterlaluan. Kalau manajemen bandaranya tidak tahu, ya mustahillah. Paling mereka mendapat keuntungan dari situ," ujar Keumala.
• detikcom
0 comments:
Post a Comment