BEKASI-JAKARTA
Pemilihan pimpinan Majelis Permusyawartan Rakyat (MPR) telah usai dengan terpilihnya Taufiq Kiemas dari PDIP. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku sengaja abstain dalam pemilihan tersebut karena paket yang dirancang semula kehilangan magnitude."Setelah PKB mundur dari paket, PKS, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan 3 lainnya dari DPD (Dewan Perwakilan Daerah) kehilangan magnitudenya, sehingga diputuskan abstain," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (4/10/2009).
Menurut Tifatul, PKS telah siap menghadapi koalisi besar yang mengusung Taufiq Kiemas, dengan menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Namun, sikap PKB berubah sesaat sebelum sidang Paripurna digelar.
Hal lain, menurut Tifatul, yang patut disayangkan karena kurang terakomodasinya utusan dari DPD. Padahal menurutnya unsur DPD mencerminkan keterwakilan daerah secara seimbang.
"Seperti Pak Farhan Hamid misalnya. Beliau memang dari DPD NAD, namun secara umum sudah diketahui bahwa yang bersangkutan adalah politisi yang berasal dari PAN", ujar Tifatul.
Meski demikian, Tifatul tetap mengucapkan selamat kepada Ketua MPR terpilih Taufiq Kiemas. PKS berharap, agar Pimpinan MPR terpilih tetap konsisten untuk membangun kemajuan dan kesatuan bangsa.
Kedepan, Tifatul berharap, MPR dibawah kepemimpinan Taufiq Kiemas bisa lebih baik lagi. Parlemen diharapkan dapat terhindar dari isu-isu yang mengganggu stabilitas.
"Diharapkan supaya tidak terjadi hal-hal negatif seperti hal-hal yang berkaitan dengan kasus-kasus dan skandal moral anggota MPR lagi. Bagi saya nasionalis itu adalah tidak korupsi dan tidak menggadaikan negara kita ke negara asing. Seperti impachmen yang banyak dimainkan pialang saham," pungkasnya.-DETIKnews.
0 comments:
Post a Comment