BEKASI-JAKARTA
Perhatian masyarakat internasional terhadap bencana gempa bumi di Padang Sumatera Barat masih sangat besar. Menurut Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda hingga saat ini pihaknya telah memberikan 55 izin penerbangan asing ke Indonesia untuk membawa tim penolong dan bantuan."Sampai kemarin kami telah berikan flight clearence kepada 55 flight dari luar negeri baik, yang angkut barang, orang atau tim," ujar Hassan usai meresmikan portal departemen luar negeri di Gedung Nusantara Deplu Jakarta, Selasa (06/10). Selain itu masih ada 3 penerbangan dari Malaysia untuk membawa tim medis dan rumah sakit lapangan.
Jumlah negara yang telah memberikan bantuan sampai saat ini ada 26 negara. Sedangkan lembaga atau institusi non pemerintahan yang sukarela membantu tanggap darurat mencapai 66 lembaga. "Sebagian besar adalah tim relawan untuk pencarian korban, dari Swiss misalnya," ujar Hassan. Pengkoordinasiannya, kata Hassan dilakukan oleh lembaga Persatuan Bangsa-Bangsa di lapangan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana.
Kedepan, lanjut Hassan pemerintah berharap bantuan internasional tidak lagi untuk pertolongan pencarian korban. "Untuk tim relawan akan ada evaluasi lagi, berdasarkan rapat koordinasi dengan bapak presiden kemarin khususnya tim rescue rasanya sudah cukup," kata Hassan. Artinya jumlah relawan akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dilapangan.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan sebagian besar para relawan yang datang mengantongi izin tinggal tiga minggu. "Berdasarkan Visa sebagian besar memiliki izin tinggal tiga minggu," ujarnya.
Menurut Hassan penanggulangan bencana akan digeser kearah penanganan medis. Begitu juga dengan lokasi penanggulangan bencana, jika sebelumnya difokuskan di Padang kota kedepan akan digeser ke beberapa daerah luar kota misalnya Padang Pariaman. Bahkan masa tanggap darurat yang semula direncanakan selama dua bulan akan dipercepat. "Proses tanggap darurat akan dipercepat lalu diarahkan pada masa rehabilitasi dan rekontruksi, hal itu saat ini mulai direncanakan," ujarnya.
Dalam waktu dekat, lanjut dia akan diumumkan kepada masyarakat internasional rancangan baru untuk rehabilitasi dan rekontrusi. "Kami akan sampaikan keperluan apa yang kita butuhkan dan majukan dengan kerjasama dengan internasional," ujarnya. Hassan berharap akan ada penggeseran bantuan asing untuk rekonstruksi dan rehabilitasi fasilitas publik. Misalnya rumah sakit, sekolah, dan rumah ibadah.(TEMPO Interaktif)
0 comments:
Post a Comment