BEKASI-JAKARTA
PDIP belum memutuskan sikap politik yang akan diambil setelah jagonya kalah dalam pilpres. Tarik ulur antara tetap beroposisi atau merapat ke koalisi sepertinya masih terjadi ditilik dari pernyataan Megawati dan Taufiq Kiemas (TK) di media massa. PDIP terbelah?
Jika dilihat dari pernyataan TK, secara tersirat terbaca bahwa Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP itu membuka peluang merapat ke koalisi. Lebih-lebih TK sudah didukung menduduki posisi Ketua MPR oleh partai-partai koalisi, termasuk Demokrat.
Meski mengaku tidak meminta kursi kabinet, namun TK mengisyaratkan PDIP bakal mendapat jatah. "PDIP selama ini sudah jadi anak manis," kata TK sembari tertawa di Gedung DPR, Rabu (7/10/2009) lalu.
Sementara di sisi lain, Mega justru kelihatan bersikeras dengan sikapnya untuk tetap beroposisi. Staf khusus Mega, Arie Junaidi, mengatakan Mega menyayangkan kader PDIP yang ingin masuk kabinet.
"Saya sangat menyanyangkan adanya keinginan sebagian elite partai yang ingin masuk dalam kabinet. Itu hanya kepentingan pribadi sesaat," kata Arie Junaidi menirukan Megawati.
Namun menurut pengamat politik dari Indo Barometer, M Qodari, perbedaan pandangan antara Mega dan TK ini justru merupakan bagian dari sinergi antara keduanya. Sejak zaman Orde Baru, Mega selalu ditempatkan sebagai simbol, sementara TK selaku operator politik.
"Saya lihat Pak TK dengan Bu Mega dari dulu selalu ada pembagian peran dan tugas. Semenjak PDIP masih partai oposisi, bahkan sejak Orde Baru. Ibu Mega sebagai simbol perekat partai, sedangkan operator politiknya Pak TK. Mereka saling melengkapi. Saya yakin pada saatnya nanti akan tercapai kesepakatan. Salah satu akan mengalah," kata Qodari saat dihubungi detikcom, Rabu (14/10/2009).
Selain itu, kata Qodari, pernyataan Mega belum bersifat final jika bukan dikeluarkan oleh Mega sendiri. Karena itu dia belum sepenuhnya yakin statement Arie Junaidi itu akan menjadi sikap final Mega.
"Pada akhirnya keputusan tetap ada di tangan Ibu Mega. Tapi sebelum Ibu Mega ngomong langsung, statusnya belum final. Karena kalau namanya orang dekat itu pernyataannya masih bisa debatable," kata Qodari.•Detik.com
0 comments:
Post a Comment