Custom Search

Kalla Bantah Dukung Surya Paloh

BEKASI-JAKARTA

Ketua Umum demisioner Partai Golkar, Jusuf Kalla, mengatakan dirinya bukan mendukung Surya Paloh dengan pidatonya pada pembukaan Musyawarah Nasional VIII Partai Golkar awal pekan ini. Menurutnya, pidato itu bersifat umum karena seorang pemimpin haruslah bersemangat dalam memimpin partainya.

"Memimpin partai kan harus bersemangat," kata dia kepada pers di kamar tempatnya menginap di lantai delapan di Labersa Grand Hotel Pekan baru, pada Selasa malam.

http://image.tempointeraktif.com/?id=19204

Jusuf Kalla menanggapi ini menyangkut kritik yang disampaikan kandidat ketua umum partai itu, Aburizal Bakrie, bahwa terkesan pernyataan itu merupakan bentuk dukungan kepada kandidat tertentu. Kata "semangat" dan "jaya" memang kerap digunakan Surya Paloh dalam berbagai pidato menjelang musyawarah nasional ini.

Aburizal juga menyesalkan ajakan Jusuf Kalla agar kader membawa partai menjadi pengontrol pemerintah dan bukan mengemis-ngemis jabatan.

Akbar Tanjung, mantan ketua umum partai itu yang menjadi pendukung Aburizal juga menyampaikan kritik yang serupa kemarin. Menurutnya, Jusuf Kalla bertindak inkonsisten karena saat menjadi wakil presiden justru membawa partai menjadi bagian dari pemerintah.

Menurut Jusuf Kalla, pernyataannya itu lebih sebagai saran kepada pengurus yang akan datang dan bukannya kebijakan saat ini. Ia juga mengaku tidak menunjukkan pernyataan soal mengemis-ngemis jabatan kepada orang tertentu. "Tidak ada yang mengemis-ngemis kan?"

Soal pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta Kalla menghormati kesepakatan berkoalisi hingga akhir 20 Oktober (pelantikan presiden baru), Kalla enggan menanggapi. Menurutnya, pernyataannya pada pembukaan Musawarah Nasional Partai adalah sebagai ketua umum dan bukan wakil presiden.

Kalla juga menambahkan partai bisa mengambil posisi di luar pemerintahan karena kalah dalam pemilihan presiden. Namun, partai bisa menjadi mendukung pemerintahan, seperti lima tahun terakhir, karena ketua umum juga merangkap wakil presiden.

"Saya bangga dengan keputusan Golkar menjadi bagian pemerintahan (lima tahun terakhir)," kata dia. Menurutnya, sikap ini bukan inkonsisten, melainkan menyesuaikan dengan kondisi partai.
(TEMPO Interaktif)

0 comments:

Post a Comment

 
Custom Search