Custom Search

Australia Siapkan Bantuan Darurat Bagi Korban Gempa Sumbar

BEKASI-JAKARTA

Setelah pemerintah RI memberi "lampu hijau "terhadap masuknya bantuan asing bagi korban bencana gempa Sumatera Barat (Sumbar), Australia segera menyiapkan bantuan tanggap darurat, seperti obat-obatan dan tenda, serta mengirim tim penilai dampak gempa ke daerah bencana.

http://d.yimg.com/hb/xp/antr/20091002/09/2241076363-australia-siapkan-bantuan-darurat-bagi-korban-gempa-sumbar.jpg?x=213&y=141&sig=tjYvGtL60aaEmPWs0QAgcQ--

Konfirmasi tentang langkah-langkah misi kemanusiaan Australia bagi para korban gempa bumi Sumbar itu disampaikan Menteri Luar Negeri Stephen Smith dalam wawancara langsungnya dengan Stasiun TV "Channel Nine" Jumat pagi.

Namun pada saat bersamaan, Menlu Smith juga mengungkapkan kekhawatirannya pada nasib sekitar 100 orang warga negara Australia yang diyakini berada di wilayah bencana karena mereka belum dapat dihubungi.

Sejauh ini pihaknya baru berhasil menghubungi 140 dari 250 warga Australia yang diyakini berada di kawasan bencana gempa berkekuatan 7,6 pada Skala Richter yang memporakporandakan kota Padang dan beberapa wilayah lainnya di Sumbar hari Rabu (30/9) pukul 17.16 WIB itu.

Staf Kedubes Australia di Jakarta terus berupaya mencari tahu keberadaan warga negaranya yang masih belum diketahui nasibnya itu dengan mengecek rumah sakit dan tetap berhubungan dengan otoritas terkait Indonesia.

Berkaitan dengan bantuan kemanusiaan bagi para korban gempa, Menlu Smith mengatakan, pihaknya menyiapkan bantuan tanggap darurat berupa obat-obatan dan tenda, melakukan asesmen (penilaian) dampak gempa, dan mengirim tim bantuan dari divisi teknis Angkatan Bersenjata Australia.

"Tim ini akan diberangkatkan hari ini (Jumat)," katanya.

Gempa bumi dahsyat Sumbar yang goncangannya dirasakan hingga ke Malaysia itu terjadi pada hari yang sama dengan bencana tsunami di Samoa, negara kecil di Pasifik Selatan.

Dalam bencana gelombang besar yang dipicu gempa bumi berkekuatan 8,3 pada Skala Richter di perairan laut barat daya Samoa Amerika, Rabu (30/9) pagi itu, empat orang warga Australia tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka.

Perhatian besar media

Dua bencana besar yang melanda Indonesia dan Samoa ini menyedot perhatian media cetak dan elektronika utama Australia dalam tiga hari terakhir.

Selain Stasiun TV "Channel Nine", stasiun TV "Channel Seven", "Channel 10", "ABC" dan "SBS) juga menjadikannya berita utama dalam siaran berita mereka.

Sementara itu, aksi penggalangan dana bantuan korban gempa Sumbar dari berbagai elemen masyarakat Indonesia di Australia mulai "marak".

Di Sydney misalnya, komunitas Indonesia yang berhimpun dalam "Minang Saiyo" melakukan aksi pengumpulan dana bantuan bencana lewat rekening organisasi itu.

Sejauh ini, jumlah uang yang sudah terkumpul dari aksi solidaritas komunitas "Minang Saiyo" di Sydney itu sudah mencapai 1.350 dolar Australia namun dana kemanusiaan diperkirakan akan terus bertambah.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Canberra Aris Junaidi telah pula mengimbau belasan ribu pelajar dan mahasiswa Indonesia di Australia agar ikut melakukan penggalangan dana bantuan.

"Selain fokus pada kegiatan perkuliahan, mahasiswa kita harus juga peka pada situasi di Tanah Air. Sebagai bentuk rasa simpati, penggalangan dana bagi para korban adalah kegiatan yang sangat simpatik," katanya di sela kunjungan kerjanya bersama dua diplomat dan atase Polri di KBRI Canberra ke Adelaide, Kamis (1/10).

Imbauan Adikbud RI di KBRI Canberra Aris Junaidi ini ditanggapi positif pengurus Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Universitas Queensland (UQISA).

Kepada ANTARA yang menghubunginya secara terpisah, Presiden UQISA, Cecep Setiawan, mengatakan, pihaknya menghargai imbauan Adikbud RI di Canberra itu dengan menggelar aksi penggalangan dana "Dompet Peduli Sumatera".

"Kami mengimbau komunitas mahasiswa Indonesia di UQ agar untuk membantu "dompet peduli" UQISA bagi para korban gempa Sumbar," katanya.

Simpati Australia

Cecep mengatakan, pihaknya juga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Premier (Kepala Pemerintah) Negara Bagian Queensland Anna Bligh atas keprihatinan dan empatinya yang mendalam kepada para korban bencana alam yang terjadi di Indonesia, Samoa, Filipina dan Vietnam," katanya.

Sebagai wujud dari keprihatinannya itu, Anna Bligh bersama sejumlah menteri dan anggota Parlemen Queensland mengadakan pertemuan dengan para wakil Palang Merah Australia serta komunitas Indonesia, Samoa, Filipina dan Vietnam yang ada di kota Brisbane dan sekitarnya, katanya.

Pada pertemuan yang membahas upaya bantuan bagi para korban bencana, termasuk pembentukan "Premier Disaster Relief Appeal" itu, komunitas Indonesia diwakili enam orang.

Selain Cecep Setiawan, juga hadir Presiden Perhimpunan Masyarakat Indonesia (PIQ), Hendry Baiquni, Andri Setiawan (Perhimpunan Komunitas Muslim Indonesia di Brisbane), Malia Ritaningsih (Aliansi Seni Australia-Indonesia), Hamid Mawardi (PIQ), dan Taufan Akbar Mawardi (Pemuda Muslim Asia Tenggara di Brisbane).

Pemerintah federal Australia melalui Menlu Stephen Smith juga telah menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga korban bencana.

"Hati kita tertuju pada Indonesia dan warga Indonesia yang terkena dampak bencana ini," katanya dalam penjelasan persnya kepada media setempat.

Gempa dahsyat yang melanda Sumbar itu tidak hanya menewaskan sedikitnya 500 orang dan melukai sedikitnya 2.177 orang tetapi juga merusak sedikitnya 2.650 bangunan.(Antara News)

0 comments:

Post a Comment

 
Custom Search