BEKASI-JAKARTA
Aktivitas hari pertama sekolah pascagempa, Selasa (13/10), ratusan murid sekolah dasar (SD) tidak menggunakan seragam sekolah, bahkan ada yang hanya bersandal jepit dan tanpa perlengkapan menulis.
Kepala SDN 03 Sumarni mengharapkan pemerintah dan para donor untuk membantu pengadaan seragam sekolah dan peralatan tulis bagi anak-anak korban gempa di daerahnya. "Sejauh ini belum ada bantuan pakaian seragam. Sebagian besar seragam sekolah anak-anak tertimbun reruntuhan puing rumah mereka saat gempa," kata Sumarni.
Selain itu, aktivitas belajar mengajar hari pertama berlangsung di bawah tenda darurat di kecamatan tersebut. "Seharusnya hari pertama sekolah pada Senin (12/10), tapi tenda darurat baru ada pada Senin petang sehingga hari pertama sekolah baru hari Selasa ini," kata Ampelsa, mengutip dewan guru di Sungai Limau.
Sumarni menjelaskan, para siswa yang belajar di bawah tenda berwarna biru itu terlihat kepanasan. Kondisi tersebut memaksa siswa mengikuti pelajaran di bawah pohon kayu. Di sisi lain, ruang kelas yang rusak ringan juga tidak dimanfaatkan karena para siswa masih trauma akibat gempa.
"Anak-anak lebih senang belajar di luar ruangan kelas, padahal masih bisa digunakan, sebab mereka masih trauma akibat gempa," kata Sumarni.
Murni, murid kelas IV SDN 29, mengatakan tidak lagi punya seragam akibat tertimbun longsor bersama rumahnya yang roboh terkena guncangan gempa tersebut. "Saya tidak lagi memiliki seragam sekolah, tas, serta buku tulis, karena semua tertimbun longsor bersama rumah," katanya. •(KOMPAS.com)
0 comments:
Post a Comment