Custom Search

Pemkab Agam Akan Relokasi Permukiman Rawan Longsor

BEKASI-JAKARTA

Bupati Agam, Sumatra Barat (Sumbar), Aristo Munandar mengatakan, permukiman warga yang berada di titik rawan tanah longsor akan direlokasi setelah adanya kajian oleh tim ahli geologi.

"Kita sudah minta tim geologi untuk meneliti dan secara resmi suratnya telah sampaikan kepada gubernur Sumbar. Penelitian diutamakan permukiman yang terkena tanah longsor saat gempa 7,6 Skala Richter (SR) pekan lalu," kata Bupati Agam, Aristo Munandar, kepada ANTARA saat dihubungi di Maninjau, Jumat.

Dia menjelaskan, permukiman warga yang akan diteliti tim geologi itu yakni di Kenagarian Sungai Batang, Tanjung Sani dan Malalak, karena setelah terjadi gempa dan longsor pada 30 September 2009 cukup rawan ditempati masyarakat.

Namun demikian, untuk merelokasi masyarakat setempat, tentu setelah adanya rekomendasi dari ahlinya karena tak mungkin tanpa kajian terlebih dahulu.

"Masyarakat sebagian mau karena khawatir kembali ke rumahnya, terkait perbukitan yang ada berpotensi longsor. Upaya relokasi akan di musyawarahkan dengan warga setelah adanya hasil dari tim geologi," katanya.

Bupati Agam membenarkan bahwa sebagian warga yang bermukim di Pandan, Galapung, Batu Nanggai dan Muko Pasar, masih khawatir kembali ke rumah mereka hingga hari ke sepuluh setelah gempa.

Selain itu, warga yang berada di bawa bukit Letter W --bukit seperti huruf W-- sebagai sebutan masyarakat, mencemaskan akan terjadi longsor saat curah hujan tinggi.

"Saya telah meninjau langsung empat jorong yang ada, kondisinya parak kerusakan akaibat gempa dan dihantam tanah longsor. Kini cukup mengkhawatirkan karena rawan longsor," katanya.

Tingginya potensi longsor karena bekas tanah longsor setelah guncangan gempa Rabu lalu itu, sudah keluar mata air yang mengalir melalui perkampungan masyarakat.

Jadi, melihat kondisi yang serupa itu sangat penting dilakukan kajian dari ahli geologi sehingg dari hasilnya penelitian nanti, apakah masih layak atau tidak untuk ditempati kembali.

Kalau hasilnya tak layak, kata Aristo, tentu Pemkab akan mencarikan lahan permukiman penduduk untuk ditempati.

"Apakah nanti dalam satu hamparan yang dibeli ke masyarakat atau ada terpisah. Kita lihat hasil rekomendasi tim geologi dan diharapkan secepatnya meninjaunya ke lapangan," katanya.

Kini korban gempa dan tanah longsor di empat jorong pada Kecamatan Tanjung Raya, masih bertahan di lokasi pengungsian karena belum berani untuk kembali ke rumah mereka.

"Selama dipengungsian Alhamdulillah bantuan lancar dan pembagian merata," kata Anidar, warga jorong Galapung, sambil menambahkan semua anggota keluarganya selamat dari reruntuhan rumahnya.

Di jorong Galapung sedikitnya terdapat sekitar 300 unit rumah dan jumlah besar mengalami rusak akibat gempa dan dihantam tanah longsor.

"Kalau trauma sudah berkurang, jelaslah kami pulang dan tak mungkin bertahan selamanya di pengungsian. Di mana akan membangun rumah karena lahan hanya di kaki Bukit Letter W dan Muko Jalan itu," katanya.

Anidar mersedia untuk direlokasi bila ada lahan yang disediankan pemerintah setempat, karena mencemaskan sekali untuk kembali ke rumah.

"Saat gempa tejadi, terdengan bunyi bergemuruh karena sejumlah titik di lereng perbukitan di belakang pemukiman penduduk terjadi longsor. Tak, bisa dibayangkan dahsyatnya," katanya menceritakan saat ditemui di pengungsian pasar Sungai Batang, Maninjau.(ANTARA)

0 comments:

Post a Comment

 
Custom Search