Custom Search

Muhadi, Si Pemandi Jasad Teroris

BEKASI-JAKARTA

Memandikan jasad teroris. Itulah 'prestasi' yang dilakukan Muhammad Mashudi (65), pegawai honorer RS Polri Kramat Jati yang bertugas memandikan semua jasad teroris.

Kepada VIVAnews, Jumat, 2 Oktober 2009 di RS Polri, pria yang biasa disapa Muhadi ini mengaku memandikan jasad teroris dari mulai yang tewas di Jati Asih Bekasi sampai di Kepuhsari, Jebres, Solo, Jawa Tengah.

"Tiga jenazah (Aji, Susilo, dan Urwah), termasuk Noordin rusak di bagian kepalanya," kata pria yang sebenarnya sudah pensiun sebagai karyawan RS Polri ini. Muhadi memandikan semua jasad teroris yang ditembak mati polisi, kecuali jenazah Noordin M Top.

Mereka yang dimandikan Muhadi yakni, dua bomber Dani Dwi Permana dan Nana Ikhwan Maulana, teroris yang tewas di Jati Asih Bekasi, Aher atau Air Setiawan dan Eko Joko Santoso alias Eko Peyang.

Muhadi juga memandikan tiga jasad teroris yang tewas di Kepuhsari, Solo, yakni Ario Sudarso alias Suparjo Dwi Anggoro alias Aji alias Dayat alias Mistam Husamudin, Adib alias Susilo, dan Bagus Budi Pranoto alias Urwah, dan yang terakhir adalah Ibrohim alias Boim.

Biasanya, jenazah itu dimandikan sesaat ketika keluarga ingin mengambil jasad yang bersangkutan. Semua dimandikan secara muslim. "Untuk tiga jenazah terakhir (Aji, Urwah, dan Susilo) sudah mau membusuk. Tapi jenazahnya bagus, badannya tidak hancur," ujar pria tua berkacamata ini.

Rasa takut tidak sedikitpun menyelimuti perasaan pria yang sudah hampir 30 tahun ini menjadi pemandi mayat. Yang dikeluhkan Muhadi adalah bila keluarga korban tak henti-hentinya komplain dan marah-marah.

"Ada saja yang kurang. Sukanya banyak. Tapi lebih suka kalau saya mendapatkan ucapan terima kasih," jelas Muhadi. Untuk mengurangi bau busuk yang menyengat, Muhadi memberikan alas plastik saat memandikan jasad-jasad itu.

ismoko.widjaya@vivanews.com

0 comments:

Post a Comment

 
Custom Search